Komponen di dalam Master Rem terdapat tabung sentral yang terdiri dari 2
piston seporos.
Susunan 2
piston seporos itu tujuannya supaya pada saat pedal rem diinjak, penekanan terjadi secara bertahap.
Minyak rem dari tanki masuk ke tabung sentral (1) melalui 2 saluran
searah (2) agar dijamin tidak balik lagi ke tanki ketika ditekan.
Di dalam ruang silinder tersusun 2
piston seporos,
piston dalam (4) dan
piston luar (5) yang masing-masing dijaga posisinya dengan pegas yang cukup kuat.
Pegas dalam (7) selalu dilengkapi pembatas langkah guna menjamin langkah
piston luar (5) tidak melampaui saluran masuk (2) maupun keluar (3) minyak rem.
Karena kalau 2 lobang tersebut terlampau, tentu masuk angin dan minyak cadangan mengalir terbuang ke arah
booster.
Sedangkan pegas luar (8) kebanyakan juga dilengkapi pembatas
langkah. Tapi ada juga yang hanya mengandalkan lipatan pegas ulir yang
mengkerut. Intinya sama saja, tidak boleh melampaui saluran masuk
(2) maupun keluar (3) minyak rem.
Ketegangan pegas dalam (7) dan luar (8) tidak sama. Artinya, ketika tekanan datang dari penyodok (9),
piston yang pegasnya lebih lemah akan menghasilkan tekanan lebih dulu. Dan
piston yang pegasnya lebih kuat menyusul setelah yang lemah mencapai pembatas. Jadi fungsi pegas tidak semata-mata menjaga posisi
piston, tetapi juga menyusun urutan terjadinya tekanan.
Roda belakang nge-rem dulu, dan depan menyusul
Roda belakang harus me-ngerem lebih dulu dan depan menyusul. Namun mobil
hanya mengandalkan pemicu tunggal, yaitu satu pedal rem. Pasalnya,
selain sulit memisahkan, juga untuk menjamin agar depan dan belakang
selalu direm.
Untuk itulah dibuat 2
piston seporos dengan
pegas penghambat yang berbeda tegangan.
Mana yang untuk depan dan
mana yang untuk belakang, biasanya ada tandanya. F (
front) untuk depan dan R (
rear) untuk belakang.
Posisi mana F dan mana R tidak sama, tergantung pembuatnya.
Ada yang F
di ujung dan R di pangkal seperti pada gambar, katakanlah
model FR. Ada pula yang sebaliknya seperti pada gambar di bawah,
katakanlah model RF. Yang pasti, ketika direm,
piston yang berada diposisi R harus menghasilkan tekanan lebih dulu untuk mengekang roda belakang.
Piston F bekerja setelah
piston R mencapai batas.
Pada umumnya, saluran keluaran F dan R dibuat berbeda untuk menghindari
salah sambung dengan slang yang menuju roda. Sayangnya ada beberapa
merek yang sambungan F dan R-nya sama.
Dikutip dari sumber http://deru.blogspot.com/2012/03/hati-hati-dengan-rem-mobil-anda.html